Melihat seorang ibu yang mengunyahkan makanan untuk bayinya bukanlah suatu yang aneh di negara kita. Ketika kebanyakan orang mungkin merasa jijik atau khuatir akan kemungkinan penyakit yang dapat ditularkan oleh ibu kepada bayinya, justru kajian menemukan bahawa sebenarnya mengunyahkan makanan untuk sang bayi merupakan kaedah makan yang dapat membuat bayi menjadi lebih sihat. Kerana, mengunyahkan makanan untuk bayi akan membuat bayi terpapar oleh air liur ibu mereka, dimana hal ini akan memberi mereka dorongan sistem kekebalan tubuh yang mereka tidak mampu mendapatkannya dari makanan bayi steril yang dibeli di sebarang kedai.
Bayi mulai memerlukan makanan tanpa susu
dalam menu makanan mereka pada saat berusia enam bulan. Namun, gigi
geraham yang mereka perlukan untuk mengunyah makanan belum tumbuh sampai
mereka berusia 18 sampai 24 bulan. Menurut penelitian yang dipimpin
oleh Gretel Pelto, seorang antropolog dari Universitas Cornell,
mengunyahkan makanan untuk bayi adalah penyelesaian paling baik untuk memberi
makan bayi selama tempoh ini. Bahkan kaedah ini sudah digunakan dalam
banyak kebudayaan sampai hari ini, termasuk di kebanyakkan daerah di negara
kita.
Selain itu, mengunyahkan makanan untuk
bayi juga dapat mencegah timbulnya penyakit autoimun, seperti asma.
Keadaan ini muncul ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang
sel tubuh sendiri, kerana menganggap sel tubuh sebagai benda asing,
dimana penyakit tersebut ternyata berkaitan erat dengan masa kanak-kanak
seseorang yang jarang terpapar patogen penyakit. Bukti epidemiologis
pun menunjukkan bahwa terdapat peningkatan risiko terkena penyakit asma
dan berbagai kondisi alergi lainnya pada anak dan orang dewasa yang
lingkungan pada awal kehidupannya sangat sedikit terkena paparan patogen
penyakit.
Penelitian yang dilakukan oleh Samuel Baron, seorang imunolog dari
University of Texas Medical Branch, menunjukkan bahawa penularan penyakit
dari mengunyahkan makanan untuk bayi ternyata jauh lebih sedikit berbanding yang diperkatakan sebelum ini. Hal ini dapat terjadi disebabkan
adanya antibodi alami dalam air liur yang secara signifikan mengurangi
penularan penyakit patogen yang terdapat pada air liur. Dan ditunjukkan
pula bahawa risiko penularan HIV melalui air liur sebenarnya sangat
rendah, lebih rendah dari risiko penularan melalui ASI.
No comments:
Post a Comment